PROPOSAL PENELITIAN
“PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
PADA BANGUN RUANG DI SMP NEGERI 1 SUBOH
KELAS VIII SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/ 2013”
Disusun
Guna memenuhi nilai mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
Dosen
Pengampu : Fathollah, M. Pd
Disusun Oleh:
ZAINUL
HAMZAH
2012184202B0239
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI SITUBONDO
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Matematika
sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang pendidikan formal
yang memegang peran penting. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas
dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstrak, idealisasi,
atau generalisasi untuk menjadi suatu studi ataupun pemecahan masalah.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran disekolah usaha untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa banyak mengalami kendala dan hambatan. Lebih- lebih pada mata pelajaran
matematika yang menuntut begitu banyak pencapaian konsep sehingga mengakibatkan
motivasi belajar kurang baik. Motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan
yang berasal dari siswa,yang meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan
emosi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar, meliputi lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Diantara ketiga lingkungan itu yang
palingberpengaruh adalah lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar dan
teman- teman sekelas.
Guru
merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan siswa. Sehingga dalam
memberikan evaluasi diharapkan lebih akurat, objektif, dan mengoptimalkan
pembelajaran. Masalah yang dihadapi misalnya masalah kepribadian guru dan
kompetensi, kecakapan mengajar, yang antara lain mencakup ketepatan
pemilihan metode pendekatan, motivasi, improvisasi, serta evaluasi.
Sampai
saat ini banyak kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar matematika. Hal ini
disebabkan karena banyaknya anggapan bahwa matematika sulit. Dengan anggapan
itu akhirnya berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Orang
tua juga merupakan pihak yang berperan utama dalam penanganan anak. Sebab
interaksi anak dengan orang tua tetap lebih besar porsinya dibanding dengan
interaksi guru dengan anak di sekolah. Orang tua harus mampu menciptakan
kondisi dan menyediakan sarana yang menunjang proses belajar anak.
Dengan
demikian dapat diungkapkan bahwa guru menentukan keberhasilan belajar siswa.
Kemampuan guru dalam melaksanakan poses belajar mengajar sangat bepengaruh
terhadap tingkat pemahaman siswa. Biasanya guru menggunakan model pembelajaran
konvensional dan metode ceramah sebagai cara untuk menyampaikan materi
pelajaran. Melalui model pembelajaran konvesioanal dan metode ceramah, siswa
akan lebih banyak pengetahuan, namun pengetahuan itu hanya diterima dari
informasi guru, akibatnya pembelajaran menjadi kurang bermakna karena ilmu
pengetahuan yang didapat oleh siswa mudah terlupakan.
Berdasarkan
hasil wawancara pada tanggal 10 Januari 2013 dengan Hidayatur Rizky, M. Pd
selaku guru mata pelajaran matematika di kelas VIII A SMP N 1 Suboh, masih
banyak siswa yang mendapat nilai rendah pada ulangan matematika, khususnya pada
materi pokok bangun ruang, yaitu hanya sekitar 60 % siswa yang dapat mencapai
ketuntasan klasikal. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, antara lain: siswa
merasa kesulitan dalam memahami konsep matematika, siswa kurang termotivasi
untuk belajar matematika, dan siswa cenderung bersifat pasif dan kurang bisa
bekerja dalam kelompok.
Dari
uraian di atas maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
motivasi balajar siswa adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual
dalam pembelajaran dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning
(CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara
materi ajar denggan situasi dunia nyata siswa, yang mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan
para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dari konsepsi ini
diharapkan hasil belajar akan bermakna. Proses pembelajaran akan berlangsung
secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar
transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Melalui
pendekatan kontekstual tersebut diharapkan siswa mengerti apa makna belajar,
apa manfaatnya, dan bagaiman mencapai. Diharapkan yang dipelajari siswa berguna
bagi hidupnya. Dengan demikian siswa akan memposisikan dirinya sebagai pihak
yang memerlukan bekal untuk hidupnya nanti.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai
berikut :
a. Adakah peningkatan motivasi belajar
siswa pada bangun ruang di SMP N 1 Suboh Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013
melalui pendekatan kontekstual?
b. Apakah melalui pendekatan kontekstual
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada bangun ruang di SMP N 1 Suboh
Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013?
3. Batasan Masalah
Peningkatan Motivasi Belajar
Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam Penelitian Ini Di
Batasi Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang SMP Negeri 1 Suboh Kelas VIII Semester
II Tahun Ajaran 2012/ 2013
4.
Tujuan Penelitian
Melakukan penelitian perlu adanya tujuan agar penelitian
tersebut lebih terarah. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah :
a. Ada peningkatan motivasi belajar siswa
pada bangun ruang di SMP N 1 SUBOH Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013
melalui pendekatan kontekstual.
b. Melalui pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada bangun ruang di SMP N 1 SUBOH Kelas
VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.
4.
Manfaat penelitian
Review
ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoritis maupun yang
bersifat praktis.
a. Manfaat teoritis
Peneltian ini dapat memberikan
sumbangan terhadap pembelajaran matematika terutama untuk Peningkatan Motivasi
Belajar Siswa Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Bangun Ruang di SMP N 1 SUBOH
Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.
b. Manfaat praktis
Dilihat dari segi praktis,
penelitian ini memberikan manfaat antara lain:
1) Memberi sumbangan
bagi guru matematika dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika
untuk meningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Kontekstual Pada
Bangun Ruang VIII Semester II Tahun.
2) Memberi masukan bagi
siswa bahwa dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada bangun ruang Kelas VIII semester II.
3) Bagi sekolah,
penelitian ini diharapkan memberi informasi dan masukan dalam menggunakan model
pembelajaran kontekstual yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika di sekolah.
4) Bagi peneliti,
penelitian ini untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran matematika
melalui pendekatan kontekstual sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa pada bangun ruang. Selain itu sebagai wahana uji kemampuan terhadap bekal
teori yang diterima di bangku kuliah.
5) Bagi peneliti
selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau
sebagai referensi untuk penelitian yang relevan.
B.
LANDASAN TEORI
1.
Tinjauan Pustaka
a. Peningkatan Motivasi
Belajar Matematika
1)
Hakekat Matematika
Menurut
johson dan myklebust dalam Abdurrahman (2003: 252) matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan
kuantitatif dan keruangan sedang fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan
berfikir.
Matematika
memiliki sebuah sistem bahasa sendiri yang ditunjukkan dengan bentuk dan
simbol. Hal ini secara esensial berkaitan dengan representasi hubungan di dalam
dunia dan memanipulasi mereka. Pentingnya matematika tidak terlepas dari
perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan (Craft, 2003: 120).
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian matematika
adalah alat yang dapat membantu memecahkan permasalahan (perdagangan, industri,
teknologi).
2)
Konsep Motivasi Belajar Siswa
Motivasi
adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini
berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang
sesuai dengan dorongan dalam dirinya (Uno, 2008: 1).
Menurut
Mc. Donald dalam Hamalik (2008; 158) motivasi adalah perubahan energi dalam
diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
pengertian motivasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
b.
Strategi Pembelajaran Kontekstual
1)
Hakikat Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran
kontekstual (Contekstual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
(Nurhadi, 2002: 1).
Penerapan
CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar langkahnya adalah berikut ini:
a)
Konstruktivisme (constructivism)
b)
Menemukan ( inkuiry )
c)
Bertanya ( questioning )
d)
Masyarakat belajar ( learning community)
e)
Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran
f)
Refleksi ( reflection )
g)
Penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment )
c.
Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Bangun Ruang
Langkah-
langkah pendekatan kontekstual pada bangun ruang, yaitu:
1)
Peserta didik memberikan contoh benda- benda di sekitarnya yang berbentuk
tabung dan kerucut.
a)
Contoh yang berbentuk tabung adalah drum minyak, celengan.
b)
Contoh yang berbentuk kerucut nasi tumpeng, topi ulang tahun.
2)
Peserta didik menyimpulkan pengertian tabung dan kerucut dari contoh yang
disebutkan.
a)
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran kongruen yang
berhadapan sejajar, dan titik pada kedua lingkaran yang bersesuaian saling dihubungkan
dengan garis lurus. Terdiri dari sisi bawah (alas), sisi atas (tutup), selimut.
Alas dan tutup berbentuk lingkaran yang kongruen, sedangkan selimut berbentuk
persegi panjang.
b)
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh bidang lengkung dan bidang
dasar yang berbentuk lingkaran.
3)
Peserta didik secara berkelompok membahas konsep bangun ruang sisi lengkung
(Luas Permukaan Kerucut dan Tabung)
a)
Tabung
panjang
selimut
tabung
= keliling lingkaran
=
2π r
lebar
selimut tabung
= tinggi tabung
luas
selimut
tabung
= luas persegi panjang
=
p x l
=
(2π r )× t
=
2π rt
Luas
lingkaran = π r 2
Jadi
Luas seluruh permukaan tabung dapat di peroleh
=
Luas sisi alas + luas sisi atas + luas selimut
=π
r 2 + π r 2 + 2π rt
= 2 (π r 2 )
+ 2π rt
=
2 π r ( r + t )
b)
Kerucut
Luas
Permukaan Kerucut
Luas
sisi kerucut =
Luas Selimut + Luas Alas
=
π r 2 + π rs
=
π r ( r + s )
4)
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.
5)
Peserta didik diberi evaluasi pada pertemuan terakhir oleh guru.
6)
Peserta didik diberi penilaian oleh guru selama proses pembelajaran
berlangsung.
2.
Kajian Pustaka
Hasil
penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil- hasil
penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian
yang akan dilakukan. Sebagai perbandingan dalam penelitian ini, peneliti akan
menguraikan hasil- hasil penelitian terdahulu.
Juter
( 2005) menyatakan bahwa hasil penelitiannya untuk sebagian besar siswa,
matematika dianggap pelajaran yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah,
mengingat rumusnya, dan menimbulkan ide- ide baru. Kepercayaan diri siswa dapat
menimbulkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
Berdasar
pada hasil-hasil penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat
dilakukan dengan beberapa tindakan dan metode yang berbeda sesuai dengan
kondisi dan situasi siswa. Melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran matematika dan mengkaitkan persoalan matematika dengan hal-hal
yang konkret sangat penting karena kita tahu bahwa konsep dalam matematika itu
abstrak, sedangkan siswa pada umumnya berfikir dari ha-hal yang konkret menuju
hal-hal yang abstrak.
3.
Kerangka Berpikir
Pada
kondisi awal siswa kelas VIII SMP NEGERI 1 SUBOH mempunyai motivasi belajar
metematika yang rendah. Hal ini dikarenakan guru masih kurang optimal
memanfaatkan strategi pembelajaran. Pemilihan strategi yang tepat dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika.
Salah
satu pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan motivasi belajar matematika
adalah strategi pembelajaran kontekstual. Prosedur strategi pembelajaran
kontekstual adalah 1) Konstruktivisme (constructivism), 2) Menemukan (inquiry),
3) Bertanya (questioning), 4) Masyarakat belajar (learning community) 5)
menghadirkan ‘model sebagai contoh pembelajaran. 6) Refleksi (reflection), 7)
Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment).
Kondisi
akhir yang diharapkan dengan penggunaan strategi pembelajaran kontekstual dalam
proses belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar matematika,
sehingga siswa akan memenuhi prestasi belajar yang memuaskan.
4. Hipotesis
Tindakan
Berdasarkan
hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran tersebut di atas dapat
dirumuskan hipotesis tindakan “Melalui strategi pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika bagi siswa kelas VIII semester II SMP
NEGERI 1 SUBOH tahun 2012/2013.
C. METODE PENELITIAN
1.
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
Research (CAR). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas
di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto Suharsimi, 2006 : 96).
Penelitian
ini dilakukan melalui proses kolaborasi antara guru matematika, kepala sekolah
dan peneliti. PTK merupakan kegiatan pemecahan masalah yang bercirikan siklik
dan reflektif yang dimulai dari 1) perencanaan (planning), 2)
pelaksanaan tindakan (action), 3) mengumpulkan data (observing),
dan 4) menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh mana kelebihan
atau kelemahan tindakan tersebut.
2.
Tempat dan Waktu Penelitan
a. Tempat penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan di SMP NEGERI 1 SUBOH yang beralamatkan di Jl. Raya Suboh
No. 03 Suboh Situbondo. Peneliti mengadakan penelitian di SMP NEGERI 1 SUBOH dengan
pertimbangan bahwa sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian dengan judul
yang sama dengan peneliti.
b. Waktu Penelitian
Penelitian
ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/2013.
3.
Subjek Penelitian
Dalam
penelitian ini, peneliti adalah guru matematika yang bertindak sebagai subyek
yang memberikan tindakan. Seluruh siswa kelas VIII di SMP NEGERI 1 SUBOH tahun
ajaran 2011/ 2012 sebagai subjek penelitian yang menerima tindakan. Peneliti
dibantu mitra guru matematika sebagai observer.
4.
Rancangan Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif, yaitu suatu
penelitian yang bersifat praktis, kondisional dan kontekstual berdasarkan
permasalahan yang muncul. Penelitian tindakan kelas ini akan melalui beberapa
tahapan yaitu:
1.
Dialog awal
Suatu
pertemuan antara peneliti dan guru matematika bersama- sma melakukan pegenalan,
penyatuan ide, dan berdiskusi membahas masalah dan cara- cara peningkatan
motivasi belajar matematika.
Dialog
membicarakan model dan alternatif pembelajaran yang akan dipraktekkan dan
dikembangkan sehingga diperoleh kesepakatan untuk memecahkan masalah
peningkatan motivasi belajar matematika melalui strategi pembelajaran
kontekstual.
2.
Perencanaan Tindakan kelas
Hasil
dari dialog awal yang telah diputuskan dan dsepakati bersama diharapkan membawa
kesadaran pentingnya peningkatan motivasi belajar matematika di SMP NEGERI 1
SUBOH, selanjutnya disusun langkah- langkah persiapan tindakan pembelajaran
yang terdiri:
1)
Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika
2)
Identifikasi masalah dan penyebabnya
3)
Perencanaan Solusi Masalah
3.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan
dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan itu tidak mutlak
dikendalikan oleh rencana. Tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena
terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu, rencana tindakan harus bersifat
sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai
upaya perbaikan.
4.
Observasi dan Montoring
Observasi
dan monitoring dilakukan dengan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pada waktu observasi
dilakukan, observer mengamati proses pembelajaran dan menyimpulkan data
mengenai segala sesuatu yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi kelas. Observasi
ini dilakukan peneliti dengan berbekal pedoman observasi dan kegiatan lapangan.
Peneliti mencatat semua kegiatan guru mulai dari pendahuluan, pengembangan,
penerapan, dan penutup.
5.
Refleksi
Refleksi
adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan sepertiyang telaha
dicatat oleh observer. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan,
dan kendala yang nyatadalam tindaka strategi. Refleksi yang dilakukan adalah
diskusi antara peneliti dan guru matematika untuk menelaah hasil tindakan yang
telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini dilakukan setiap akhir pembelajaran
matematika, tetapi secara informal dapat dilakukan dialog untuk menangani
masalah yang muncul.
6.
Evaluasi
Evaluasi
hasil penelitian dilakukan untuk mengkaji hasil perencanaan, observasi, dan
refleksi penelitian pada setiap pelaksanaan penelitian. Evaluasi dilakukan
sebagai upaya menentukan tingkat keberhasilan dan pencapaian tindakan. Evaluasi
diarahkan pada penemuan dan bukti- bukti untuk menyusun jawaban terhadap tujuan
penelitian yangtelah dilaksanakan.
7.
Penyimpulan
Penyimpulan
merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam
bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna. Hasil dari
penelitian tersebut berupa peningkatan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran matematika.
5.
Metode Pengumpulan data
Penelitian
tindakan kelas dialukan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data primer
adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa yang menerima tindakan,
sedangkan data sekunder berupa data dokumentasi. Pengambilan data dapat
dilakukan dengan teknik observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan metode
tes.
1.
Observasi
Dalam
penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui adanya perubahan tingkah
laku tindakan belajar siswa yaitu peningkatan motivasi belajar matematika
melalui strategi pembelajaran kontekstual. Peneliti melakukan observasi sesuai
dengan pedoman observasi yang ditetapkan.
2.
Catatan lapangan
Dalam
hal ini, catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian- kejadian penting
yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung. Model catatan
lapangan dalam penelitian ini adalah catatan pengamatan yang diilakukan oleh
peneliti dan guru matematika.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi
merupakan suatu metode untuk memperoleh/mengetahui sesuatu dengan melihat
buku-buku, arsip- arsip atau catatan yang berhubungan dengan memperoleh data
sekolah SMP NEGERI 1 SUBOH dan identifikasi siswa kelas VIII antara lain
seperti nama siswa, banyak siswa, daftar nilai dengan melihat dokumentasi yang
ada dalam sekolah serta foto rekaman proses penelitian di SMP NEGERI 1 SUBOH.
6.
Teknik Analisis Data
Analisis
data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode alur. Dimana
langkah-langkahyang harus dilalui dalam metode alur meliputi pengumpulan data,
penyajian data, dan verifikasi data.
a.
Proses Analisis Data
Proses
analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber. Setelah dikajii kemudian membuat rangkuman untuk setiap pertemuan atau
tindakan di kelas.Berdasarkan rangkuman yang dibuat kemudian peneliti
melaksanakan reduksi data yang kegiatan mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
1)
Memilih data atas dasar relevansi
2)
Menyususn data dalam satuan- satuan jenis
3)
Memfokuskan penyederhanaan dan mentransfer dari data kasar ke catatan lapangan.
b.
Penyajian Data
Pada
lengkah penelitian ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga
dapat menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.
Dengan cara menampilkan data dan membuat hubungan antara variabel, peneliti
mengerti apa yang terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai
tujuan penelitian.
c.
Verfikasi Data
Verifikasi
data atau penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh
derajat kepercayaan tinggi. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian ini
dilakukan sejak tindakan dilaksanakan. Verifikasi data dilakukan pada setiap
tindakan yang pada akhirnya dipadukan menjadii kesimpulan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Nurhadi. 2002. Pendekatan
Kontekstual. (Contextual Teaching and Learning CTL)). Departemen
Pendidikan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar