Kamis, 31 Januari 2013


PROPOSAL PENELITIAN
“PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
PADA BANGUN RUANG DI SMP NEGERI 1 SUBOH
KELAS VIII SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/ 2013”

Disusun Guna memenuhi nilai mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu :  Fathollah, M. Pd







Disusun Oleh:
 ZAINUL HAMZAH
2012184202B0239


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI SITUBONDO


A.  PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang pendidikan formal yang memegang peran penting. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstrak, idealisasi, atau generalisasi untuk menjadi suatu studi ataupun pemecahan masalah.
Dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa banyak mengalami kendala dan hambatan. Lebih- lebih pada mata pelajaran matematika yang menuntut begitu banyak pencapaian konsep sehingga mengakibatkan motivasi belajar kurang baik. Motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu kemampuan yang berasal dari siswa,yang meliputi kecerdasan, bakat, minat, motivasi dan emosi. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar, meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Diantara ketiga lingkungan itu yang palingberpengaruh adalah lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar dan teman- teman sekelas.
Guru merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan siswa. Sehingga dalam memberikan evaluasi diharapkan lebih akurat, objektif, dan mengoptimalkan pembelajaran. Masalah yang dihadapi misalnya masalah  kepribadian guru dan kompetensi, kecakapan mengajar, yang antara  lain mencakup ketepatan pemilihan metode pendekatan, motivasi, improvisasi, serta evaluasi.
Sampai saat ini banyak kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar matematika. Hal ini disebabkan karena banyaknya anggapan bahwa matematika sulit. Dengan anggapan itu akhirnya berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Orang tua juga merupakan pihak yang berperan utama dalam penanganan anak. Sebab interaksi anak dengan orang tua tetap lebih besar porsinya dibanding dengan interaksi guru dengan anak di sekolah. Orang tua harus mampu menciptakan kondisi dan menyediakan sarana yang menunjang proses belajar anak.
Dengan demikian dapat diungkapkan bahwa guru menentukan keberhasilan belajar siswa. Kemampuan guru dalam melaksanakan poses belajar mengajar sangat bepengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa. Biasanya guru menggunakan model pembelajaran konvensional dan metode ceramah sebagai cara untuk menyampaikan materi pelajaran. Melalui model pembelajaran konvesioanal dan metode ceramah, siswa akan lebih banyak pengetahuan, namun pengetahuan itu hanya diterima dari informasi guru, akibatnya pembelajaran menjadi kurang bermakna karena ilmu pengetahuan yang didapat oleh siswa mudah terlupakan.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 10 Januari 2013 dengan Hidayatur Rizky, M. Pd selaku guru mata pelajaran matematika di kelas VIII A SMP N 1 Suboh, masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah pada ulangan matematika, khususnya pada materi pokok bangun ruang, yaitu hanya sekitar 60 % siswa yang dapat mencapai ketuntasan klasikal. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, antara lain: siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep matematika, siswa kurang termotivasi untuk belajar matematika, dan siswa cenderung bersifat pasif dan kurang bisa bekerja dalam kelompok.
Dari uraian di atas maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi balajar siswa adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajar denggan situasi dunia nyata siswa, yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan  penerapannya dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dari konsepsi ini diharapkan hasil belajar akan bermakna. Proses pembelajaran akan berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Melalui pendekatan kontekstual tersebut diharapkan siswa mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dan bagaiman mencapai. Diharapkan yang dipelajari siswa berguna bagi hidupnya. Dengan demikian siswa akan memposisikan dirinya sebagai pihak yang memerlukan bekal untuk hidupnya nanti.
2.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
       a.       Adakah peningkatan motivasi belajar siswa pada bangun ruang di SMP N 1 Suboh Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 melalui pendekatan kontekstual?
       b.       Apakah melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada bangun ruang di SMP N 1 Suboh Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013?
3.    Batasan Masalah
Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Kontekstual Dalam Penelitian Ini Di Batasi Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang SMP Negeri 1 Suboh Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/ 2013
4.    Tujuan Penelitian
Melakukan penelitian perlu adanya tujuan agar penelitian tersebut lebih terarah.  Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
       a.       Ada peningkatan motivasi belajar siswa pada bangun ruang di SMP N 1 SUBOH Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 melalui pendekatan kontekstual.
       b.       Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada bangun ruang di SMP N 1 SUBOH Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.
4.    Manfaat penelitian
Review ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis.
       a.       Manfaat teoritis
Peneltian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pembelajaran matematika terutama untuk Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Bangun Ruang di SMP N 1 SUBOH Kelas VIII Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.
       b.       Manfaat praktis
Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain:
1)   Memberi sumbangan bagi guru matematika dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika untuk meningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Kontekstual Pada Bangun Ruang VIII Semester II Tahun.
2)   Memberi masukan bagi siswa bahwa dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada bangun ruang Kelas  VIII semester II.
3)   Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan memberi informasi dan masukan dalam menggunakan model pembelajaran kontekstual yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
4)   Bagi peneliti, penelitian ini untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran matematika melalui pendekatan kontekstual sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada bangun ruang. Selain itu sebagai wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diterima di bangku kuliah.
5)   Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau sebagai referensi untuk penelitian yang relevan.


B. LANDASAN TEORI
1.    Tinjauan Pustaka
a.    Peningkatan Motivasi Belajar Matematika
1)   Hakekat Matematika
Menurut johson dan myklebust dalam Abdurrahman (2003: 252) matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedang fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
Matematika memiliki sebuah sistem bahasa sendiri yang ditunjukkan dengan bentuk dan simbol. Hal ini secara esensial berkaitan dengan representasi hubungan di dalam dunia dan memanipulasi mereka. Pentingnya matematika tidak terlepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan (Craft, 2003: 120).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian matematika adalah alat yang dapat membantu memecahkan permasalahan (perdagangan, industri, teknologi).
2)   Konsep Motivasi Belajar Siswa
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya (Uno, 2008: 1).
Menurut Mc. Donald dalam Hamalik (2008; 158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
b.   Strategi Pembelajaran Kontekstual
1)   Hakikat Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (Contekstual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002: 1).
Penerapan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar langkahnya adalah berikut ini:
a)    Konstruktivisme (constructivism)
b)   Menemukan ( inkuiry )
c)    Bertanya ( questioning )
d)   Masyarakat belajar ( learning community)
e)    Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran
f)    Refleksi ( reflection )
g)   Penilaian yang sebenarnya ( authentic assessment )
c.    Penerapan Strategi Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Bangun Ruang
Langkah- langkah pendekatan kontekstual pada bangun ruang, yaitu:
1)   Peserta didik memberikan contoh benda- benda di sekitarnya yang berbentuk tabung dan kerucut.
a)    Contoh yang berbentuk tabung adalah drum minyak, celengan.
b)   Contoh yang berbentuk kerucut nasi tumpeng, topi ulang tahun.
2)   Peserta didik menyimpulkan pengertian tabung dan kerucut dari contoh yang disebutkan.
a)    Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran kongruen yang berhadapan sejajar, dan titik pada kedua lingkaran yang bersesuaian saling dihubungkan dengan garis lurus. Terdiri dari sisi bawah (alas), sisi atas (tutup), selimut. Alas dan tutup berbentuk lingkaran yang kongruen, sedangkan selimut berbentuk persegi panjang.
b)    Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh bidang lengkung dan bidang dasar yang berbentuk lingkaran.
3)   Peserta didik secara berkelompok membahas konsep bangun ruang sisi lengkung (Luas Permukaan Kerucut dan Tabung)
a)    Tabung
panjang selimut tabung              = keliling lingkaran
 = 2π r
lebar selimut tabung                    = tinggi tabung
luas selimut tabung                     = luas persegi panjang
 = p x l
 = (2π r t
= 2π rt
Luas lingkaran = π r 2
Jadi Luas seluruh permukaan tabung dapat di peroleh
= Luas sisi alas + luas sisi atas + luas selimut
r 2    + π r 2  + 2π rt
= 2 (π r 2    ) + 2π rt
= 2 π r ( r + t )
b)   Kerucut
Luas Permukaan Kerucut
Luas sisi kerucut            = Luas Selimut + Luas Alas
= π r 2 + π rs
= π r ( r + s )
4)   Peserta didik  mempresentasikan hasil diskusi.
5)   Peserta didik diberi evaluasi pada pertemuan terakhir oleh guru.
6)   Peserta didik diberi penilaian oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung.
2.    Kajian Pustaka
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil- hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Sebagai perbandingan dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan hasil- hasil penelitian terdahulu.
Juter ( 2005) menyatakan bahwa hasil penelitiannya untuk sebagian besar siswa, matematika dianggap pelajaran yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, mengingat rumusnya, dan menimbulkan ide- ide baru. Kepercayaan diri siswa dapat menimbulkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
Berdasar pada hasil-hasil penelitian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan beberapa tindakan dan metode yang berbeda sesuai dengan kondisi dan situasi siswa. Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran matematika dan mengkaitkan persoalan matematika dengan hal-hal yang konkret sangat penting karena kita tahu bahwa konsep dalam matematika itu abstrak, sedangkan siswa pada umumnya berfikir dari ha-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak.
3.    Kerangka Berpikir
Pada kondisi awal siswa kelas VIII SMP NEGERI 1 SUBOH mempunyai motivasi belajar metematika yang rendah. Hal ini dikarenakan guru masih kurang optimal memanfaatkan strategi pembelajaran. Pemilihan strategi yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar matematika.
Salah satu pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan motivasi belajar matematika adalah strategi pembelajaran kontekstual. Prosedur strategi pembelajaran kontekstual adalah 1) Konstruktivisme (constructivism), 2) Menemukan (inquiry), 3) Bertanya (questioning), 4) Masyarakat belajar (learning community) 5) menghadirkan ‘model sebagai contoh pembelajaran. 6) Refleksi (reflection), 7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assesment).
Kondisi akhir yang diharapkan dengan penggunaan strategi pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi belajar matematika, sehingga siswa akan memenuhi prestasi belajar yang memuaskan.

4.    Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran tersebut di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan “Melalui strategi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar matematika bagi siswa kelas VIII semester II SMP NEGERI 1 SUBOH tahun 2012/2013.


C. METODE PENELITIAN
1.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Arikunto Suharsimi, 2006 : 96).
Penelitian ini dilakukan melalui proses kolaborasi antara guru matematika, kepala sekolah dan peneliti. PTK merupakan kegiatan pemecahan masalah yang bercirikan siklik dan reflektif yang dimulai dari 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (action), 3) mengumpulkan data (observing), dan 4) menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut.
2.    Tempat dan Waktu Penelitan
       a.       Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP NEGERI 1 SUBOH yang beralamatkan di Jl. Raya Suboh No. 03 Suboh Situbondo. Peneliti mengadakan penelitian di SMP NEGERI 1 SUBOH dengan pertimbangan bahwa sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.
       b.       Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/2013.
3.    Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru matematika yang bertindak sebagai subyek yang memberikan tindakan. Seluruh siswa kelas VIII di SMP NEGERI 1 SUBOH tahun ajaran 2011/ 2012 sebagai subjek penelitian yang menerima tindakan. Peneliti dibantu mitra guru matematika sebagai observer.
4.    Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif, yaitu suatu penelitian yang bersifat praktis, kondisional dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul. Penelitian tindakan kelas ini akan melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Dialog awal
Suatu pertemuan antara peneliti dan guru matematika bersama- sma melakukan pegenalan, penyatuan ide, dan berdiskusi membahas masalah dan cara- cara peningkatan motivasi belajar matematika.
Dialog membicarakan model dan alternatif pembelajaran yang akan dipraktekkan dan dikembangkan sehingga diperoleh kesepakatan untuk memecahkan masalah peningkatan motivasi belajar matematika melalui strategi pembelajaran kontekstual.
2. Perencanaan Tindakan kelas
Hasil dari dialog awal yang telah diputuskan dan dsepakati bersama diharapkan membawa kesadaran pentingnya peningkatan motivasi belajar matematika di SMP NEGERI 1 SUBOH, selanjutnya disusun langkah- langkah persiapan tindakan pembelajaran yang terdiri:
1)   Memperbaiki kompetensi material guru dalam bidang matematika
2)   Identifikasi masalah dan penyebabnya
3)   Perencanaan Solusi Masalah
3. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan itu tidak mutlak dikendalikan oleh rencana. Tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata. Oleh karena itu, rencana tindakan harus bersifat sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada sebagai upaya perbaikan.
4. Observasi dan Montoring
Observasi dan monitoring dilakukan dengan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pada waktu observasi dilakukan, observer mengamati proses pembelajaran dan menyimpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada guru, siswa maupun situasi kelas. Observasi ini dilakukan peneliti dengan berbekal pedoman observasi dan kegiatan lapangan. Peneliti mencatat semua kegiatan guru mulai dari pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup.
5. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan sepertiyang telaha dicatat oleh observer. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyatadalam tindaka strategi. Refleksi yang dilakukan adalah diskusi antara peneliti dan guru matematika untuk menelaah hasil tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini dilakukan setiap akhir pembelajaran matematika, tetapi secara informal dapat dilakukan dialog untuk menangani masalah yang muncul.

6. Evaluasi
Evaluasi hasil penelitian dilakukan untuk mengkaji hasil perencanaan, observasi, dan refleksi penelitian pada setiap pelaksanaan penelitian. Evaluasi dilakukan sebagai upaya menentukan tingkat keberhasilan dan pencapaian tindakan. Evaluasi diarahkan pada penemuan dan bukti- bukti untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian yangtelah dilaksanakan.
7. Penyimpulan
Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna. Hasil dari penelitian tersebut berupa peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
5.    Metode Pengumpulan data
Penelitian tindakan kelas dialukan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data primer adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa yang menerima tindakan, sedangkan data sekunder berupa data dokumentasi. Pengambilan data dapat dilakukan dengan teknik observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan metode tes.
1. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui adanya perubahan tingkah laku tindakan belajar siswa yaitu peningkatan motivasi belajar matematika melalui strategi pembelajaran kontekstual. Peneliti melakukan observasi sesuai dengan pedoman observasi yang ditetapkan.

2. Catatan lapangan
Dalam hal ini, catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian- kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung. Model catatan lapangan dalam penelitian ini adalah catatan pengamatan yang diilakukan oleh peneliti dan guru matematika.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode untuk memperoleh/mengetahui sesuatu dengan melihat buku-buku, arsip- arsip atau catatan yang berhubungan dengan memperoleh data sekolah SMP NEGERI 1 SUBOH dan identifikasi siswa kelas VIII antara lain seperti nama siswa, banyak siswa, daftar nilai dengan melihat dokumentasi yang ada dalam sekolah serta foto rekaman proses penelitian di SMP NEGERI 1 SUBOH.
6.    Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode alur. Dimana langkah-langkahyang harus dilalui dalam metode alur meliputi pengumpulan data, penyajian data, dan verifikasi data.
a.    Proses Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikajii kemudian membuat rangkuman untuk setiap pertemuan atau tindakan di kelas.Berdasarkan rangkuman yang dibuat kemudian peneliti melaksanakan reduksi data yang kegiatan mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

1)   Memilih data atas dasar relevansi
2)   Menyususn data dalam satuan- satuan jenis
3)   Memfokuskan penyederhanaan dan mentransfer dari data kasar ke catatan lapangan.
b.   Penyajian Data
Pada lengkah penelitian ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga dapat menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Dengan cara menampilkan data dan membuat hubungan antara variabel, peneliti mengerti apa yang terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian.
c.    Verfikasi Data
Verifikasi data atau penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan tinggi. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak tindakan dilaksanakan. Verifikasi data dilakukan pada setiap tindakan yang pada akhirnya dipadukan menjadii kesimpulan.


D.  DAFTAR PUSTAKA
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual. (Contextual Teaching and Learning CTL)). Departemen Pendidikan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar